Kamis, 02 Desember 2010 | By: Babad Sunda

Taman Prasejarah Leang-Leang


Lokasi:
Kelurahan Leang-Leang Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

Luas Kawasan: sekitar 1,5 hektar

Jarak dan Waktu Perjalanan
Jarak yang harus ditempuh adalah 30 Km atau 1 jam dari Makassar ke Maros. Sedangkan jarak dari Maros ke lokasi situs adalah 13 Km atau sekitar 45 menit karena jalan yang dilalui kurang bagus. Jadi total keseluruhan jaraknya sendiri adalah 43 Km dan waktu perjalanan yang harus ditempuh adalah 2 jam.

Akses Kendaraan
Untuk mencapai lokasi ini dapat ditempuh dengan menggunakan mobil atau sepeda motor. Sedangkan jika ingin menggunakan pete-pete (angkot-red), rute yang harus ditempuh adalah:
Pete-pete 05 - turun di Jalan Perintis Kemerdekaan - nyambung pete-pete jurusan Daya - turun di Terminal Daya - naik pete-pete jurusan Maros - turun di terminal Maros - naik pete-pete tujuan Bantimurung - turun di lorong menuju Leang-Leang - tiba di Leang-Leang.
Bisa juga dengan langsung mengambil pete-pete jurusan Bantimurung dan turun di lorong menuju Taman Prasejarah Leang-Leang. Atau dengan mencarter mobil untuk menuju Taman Leang-Leang.

Harga Karcis Pengunjung
- Turis Asing : Rp. 10.000/orang
- Turis Lokal : Rp. 3.000/orang
- Anak sekolah/rombongan : Rp.2.000/orang

Jumlah Biaya
- Dengan beberapa kali mengganti pete-pete : Rp. 22.500/orang
- Dengan mencarter pete-pete atau mobil : Rp. 75.000.

Sarana dan Fasilitas
Wisma pos penjualan karcis, Jalan setapak, 4 buah gazebo, Jembatan penghubung.

Hasil Pengamatan
Taman Prasejarah Leang-Leang sebagai obyek wisata andalan Sulawesi Selatan, memiliki pemandangan yang cukup indah, dihiasi dengan tebing-tebing curam yang menjulang tinggi di sekitar taman, perkebunan di seberang jembatan yang ditanami sesuai musim serta pohon-pohon rindang. Memiliki hawa yang sejuk yang dipadukan dengan suara air sungai yang mengalir di taman prasejarah ini dan terdapat 4 gazebo yang bisa digunakan para pengunjung jika mengunjungi taman ini untuk sekedar duduk-duduk dengan keluarga atau pasangannya. Taman ini terdapat dua gua (leang) yang menjadi daya tarik utama para pengunjung. Dengan stalaktit indah yang terus meneteskan air.

Adapun dua gua tersebut adalah: Leang Pettae, terletak pada posisi astronomis 04º58'44.6"LS dan 119º40'30.5"BT dengan ketinggian 50 m dpl. Arah mulut gua menghadap ke sebelah barat dengan ukuran tinggi 8m dan lebar 12m. Suhu udara di dalam gua sekitar 30º C dengan kelembaban 70% dalam rongga gua, sementara kelembaban dinding gua berkisar antara 15% - 25%. Peninggalan-peninggalan yang ditemukan pada gua ini adalah berupa 5 gambar telapak tangan, satu gambar babi rusa, artefak serpih bilah serta kulit kerang yang terdeposit pada mulut gua. Untuk mencapai gua ini kita harus menaiki beberapa tangga yang berjumlah 26 buah.

Gua ini merupakan awal dari penelitian-penelitian terhadap gua-gua prasejarah dan awal penemuan lukisan yang terdapat di Kabupaten Maros. Penelitian tersebut dilakukan pada tahun 1950 oleh Van Heekeren dan Miss Heeren Palm. Heekern menemukan gambar babi rusa yang sedang meloncat yang bagian dadanya terdapat mata panah menancap, sedangkan Miss Heeren Palm menemukan gambar telapak tangan dengan latar belakang cat merah.

Sejak itulah penelitian-penelitian di kawasan karst Maros-Pangkep dilakukan lebih intensif dan menghasilkan data yang melimpah tentang jejak hunian prasejarah di kawasan tersebut berdasarkan hasil pendataan terakhir yang dilakukan oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Makassar terdapat 100-an leang prasejarah yang tersebar di kawasan karst Maros-Pangkep.

Leang Petta Kere, berada 300 m di sebelah timur Leang Pettae pada posisi 04º58'43.2"LS dan 119º40'34.2"BT. Leang ini berada pada ketinggian 45 m dpl dan 10 m dpl. Meskipun berada pada tebing bukit, pada bagian pintu gua yang menghadap ke sebelah barat masih terdapat lantai yang menjorok keluar selebar 1-2 m dan berfungsi sebagai pelataran gua. Leang Petta Kere termasuk gua dengan tipe kekar tiang. Suhu udara di dalam gua sekitar 27 C dengan kelembaban rongga gua sekitar 65% sementara kelembaban pada dinding gua berkisar antara 17%-22%. Utuk mencapai gua ini kita harus menaiki anak tangga sebanyak 64 buah. Peninggalan yang ditemukan pada leang ini berupa 2 gambar babi rusa dan 27 gambar telapak tangan, alat serpih bilah dan mata panah.

http://arkeologi.web.idTaman Prasejarah Leang-Leang
Ditulis Oleh: Hari Suroto, Makassar
Gambar: www.indonesia.go.id

Jika menurut Anda artikel ini bermanfaat, silahkan vote ke Lintas Berita agar artikel ini bisa di baca oleh orang lain.

0 komentar:

Posting Komentar

Pengunjung yang baik tentunya memberikan Komentar,kritik serta saran yang sopan disini, Terima kasih atas komentar dan kunjungan nya

Kembali lagi ke atas