Selasa, 19 Oktober 2010 | By: Babad Sunda

Sanghyang Resi Agung (Aria Bima Raksa)

Sanghyang Resi Agung (Aria Bima Raksa)
Prabu Wertikendayun penguasa kerajaan Galuh Purwa mempersunting Ratu Candraresmi melahirkan tiga putra yang bernama :1.Sempak waja, 2. Jantaka, 3. Mandiminyak
Setelah Werti kendayun lengser keprabon mandiminyak mempunyai kesempurnaan dibandingkan saudaranya Sempakwaja dan Jantaka yang lahir dalam keadaan cacat fisik,Mandimiyak pemuda yang Tampan rupawan,Cerdas,dan memiliki bakat kepemimpinan sehingga timbul kecemburuan saudara-saudaranya setelah mandiminyak menikah dengan putri cantik rupawan.

Untuk mengobati kecemburuan putra Sempakwaja dan Jantaka maka Prabu Wertikendayun menikahkan Sempakwaja dengan Pwah Rababu persembahan dari kerajaan Saunggalah dan setelah menikah sempakwaja bermukim diGalunggung dan melahirkan putra PURBASORA,Sedangkan Jantaka dinikahkan dengan Dewi Sawitri,Setelah menikah Jantaka serta dewi sawitri mengikuti Sempakwaja bermukim di Galunggung karena merasa tidak layak tinggal di istana dan melahirkan BIMARAKSA alias Aki Balangantrang nama yang termashur ditatar sunda.
Prabu Mandiminyak lengser keprabon kemudian menobatkan BRATASENAWA (Sangsena) menjadi pemangku kerajaan Galuh,penobatan tersebut mendapat reaksi dari kalangan pengagung,karena Bratasenawa lahir tidak melalui perkawinan yang syah,tetapi hasil perselingkuhan Prabu Mandiminyak dengan Pwah Rababu istri sempakwaja yang tidak lain kakak iparnya Prabu mandiminyak sendiri.
Bimaraksa dan Purbasora menyusun pasukan dengan merekrut rakyat limbangan dan sumedang larang bergabung dengan pasukan purbasora lalu menyerbu istana Galuh,Sehingga terjadi perang saudara dan Purbasora berhasil merebut istana Galuh namun Bratasenawa berhasil meloloskan diri ke gunung Merapu sehingga selamat dari gempuran Pasukan Purbasora.
Setelah Istana Galuh dikuasai Purbasora menjadi pemangku kerajaan kemudian mengangkat Bimaraksa menjadi Patih dan menikah dengan Dewi Komalasari (NINI BALANGANTRANG)dan hasil pernikahannya melahirkan 1. Adji Putih, 2.Usoro, 3.Siti putih, 4. Sekar Kencana
Diawal kekuasaanya Purbasora mengikis habis pengikut Bratasenawa, Sementara Bratasenawa mendapa bantuan politik dari penguasa Kerajaan Kalingga utara,Kemudian Candraresmi menobatkan Bratasenawa menjadi Pemangku kerajaan Kalinggautarakemudian menikah dengan Sanaha melahirkan Raden Sondjaya,Kehadiran sondjaya diKalingga utara membuat kekhawatiran Prabu Purbasora bahwa sondjaya akan membalas dendam kekalahan ayahnya Bratasenawa,Dugaan tersebut menjadi kenyataan Istana Galuh diserang oleh pasukan Sondjaya didalam pertempuran Prabu Purbasora diusia tuanya gugur ditangan Sondjaya,Sedangkan Patih Bimaraksa beserta keluarganya berhasil meloloskan diri kedalam hutan belantara dan pasukan sondjaya kehilangan Jejak Patih Bimaraksa,
Patih Bimaraksa beserta keluarganya melakukan perjalanan yang sangat jauh kearah utara melintasi hutan lebat dan melintasi gunung penuh, Mandalasakti,Gunung SangkanJaya,Gunung Nurmala dan berakhir dikampung Muhara Leuwi Hideung Darmaraja, Disanalah Bimaraksa mendirikan Padepokan Tembong Agung sekaligus mendidik putranya Adji putih yang dipersiapkan sebagai Pemimpin yang tangguh.
Padepokan Tembong Agung Mendorong perkembangan keagamaan dan kebudayaan secara perlahan-lahan Padepokan Tembong Agung menjadi Pusat penyebaraan Keagamaan dan kebudayaan sunda.
Padepokan Tembong Agung setelah menjadi pusat penyebaran keagamaan dan budaya sunda kemudian bealih menjadi Kerajaan Tembong Agung yang didirikan ADJI PUTIH pada saat purnama bulan muharam dengan menobatkan PRABU GURU ADJI PUTIH sebagai Raja Tembong Agung,Setelah Penobatan putranya Bimaraksa yang telah menjadi seorang Resi Bimaraksa pergi kedaerah utara ditepian sungai Cimanuk Disana mendirikan Padepokan Bagala Asih Panyipuhan(Bagala = Tempat)(Asih = Kasih sayang) yang bermakna Tempat untuk menjalin kasihsayang antara sesama insan (Tempat bersilaturahmi antara sang pencipta dan sesama insan)( Panyipuhan = Membersihkan/penyucian jasmani dan rohani)
Kemudian Padepokan Bagala Asih Panyipuhan Menjadi tempat bekumpulnya/tempat konsultasinya para Resi ditatar Sunda.Para Resi bertujuan untuk meredakan perebutan kekuasaan/perang saudara dikerajaan galuh dengan pendekatan melalui Keagamaan dan budaya.
Berdirinyanya kerajaan Tembong Agung Menarik Simpati para resi tatar sunda agar bisa mengatasi ambisi Prabu Sondjaya merebut dan menaklukan kerajaan-kerajaan berpengaruh ditatar sunda.
dan Prabu sondjaya berhasil menggabungkan kerajaan MedangJati, kerajaan Indraprahasta,dengan kerajaan Galuhkemudian mengangkat Patih Saunggalah (Kuningan)yaitu Wijayakusumah menjadi pemangku kerajaan Galuh namun tidak berlangsung lama berkuasa kemudian digantikan oleh Prabu Permadikusumah.
kemudian diawal kekuasanya memindahkan kerajaan/keraton Galuh ke daerah Bojong Galuh Karang Kamulyan (Ciamis)kemudian mengangkat patih Agung Arya Bimaraksa,dan mengangkat Tamperan Brawijaya (putra Raden Sondjaya)menjadi mentri muda kedudukanya sebagai Strategis Tempur/Perang.
Hubungan Prabu Permadikusumah dengan Patih Arya Bimaraksa bertambah dekat dan Harmonis setelah menikahkanDewi Naganingrum keturunan Prabu Purbasora untuk mengikis persetruan saudara dimasa lalu.
kehadiran Bimaraksa diistana Galuh punya peranan cukup besar dalam perkembangan kerajaan Galuh yang semakin besar besar pengaruh dan disegani kerajaan-kerajaan ditatar sunda.karena Arya Bimaraksa sangatlah matang dibidang ketatanegaraan,keagamaan dan budaya sunda dan mendapat anugerah dengan sebutan Tribuana Tangtu Artinya: Tiga Perkara yang dapat menentukan baik dan buruk sebuah negara yaitu :
1. Rama = Sosok yang dituakan sebagai penasihat kerajaan
2. Resi = Sosok yang dipandang berwibawa dan menguasai ilmu hukum dan kepemimpinan,tugasnya mengawal dan mengarahkan jalanya pemerintahan.
Bersambung......

Jika menurut Anda artikel ini bermanfaat, silahkan vote ke Lintas Berita agar artikel ini bisa di baca oleh orang lain.

0 komentar:

Posting Komentar

Pengunjung yang baik tentunya memberikan Komentar,kritik serta saran yang sopan disini, Terima kasih atas komentar dan kunjungan nya

Kembali lagi ke atas